Tentang Melawan Futur

Ketika ngehh diri sedang “futur”  usahakan jangan pengumuman, jangan bilang-bilang ke seorang pun, “Gue lagi futur nih.” Karena energi itu menular, kita nggak pernah tahu orang yang kita curhatin itu apakah imannya sedang kuat atau lagi futur juga. Futur bisa menular, semakin dibahas  semangat itu semakin berat untuk naik lagi, bahkan potensi dosa jariyah ketika orang lain ketularan. Naudzubillah.

Tapi…
Berusahalah kuat-kuat untuk tetap ibadah, tetap menuntut ilmu, tetap nyimak kajian², tetap salat, paksakan tilawah, zikir pagi petang, walaupun berat sangat, walaupun hampa, enggak ada rasanya.

Tetaplah “hangout” dan duduk bareng sahabat² yang saleh tapi jangan curhat kalo lagi futur, tahan diri, simpan untuk dirimu sendiri atau bisikkan dalam sujudmu, “Ya Allah tolong aku, Ya Allah jangan biarkan aku berlama-lama kayak gini, Ya Allah terima kasih atas berkah waktu, terima kasih atas iman islam, terima kasih atas karunia hidup.”

Boleh healing, olahraga, pelesiran, sendirian ke kajian, menatap wajah guru, atau kopdar dengan teman yang saleh, yang ketika baru ngeliat wajahnya saja udah berasa pengen solat, pengen sedekah, pengen ngaji, dsb. Tetaplah paksa diri nyimak kajian dengan kata kunci “futur” atau “bagaimana cara mengatasi futur” atau bab tentang “ikhlas” dsb.

https://youtu.be/DX47WYl5DUo?si=udjPOmEdj_Ch9cyK

Ketika berhasil membaca Al Qur’an walau hanya satu halaman, atau abis maksain zikir, sedekah, atau ibadah lainnya, seremeh temeh apapun, lakukan sujud syukur, “Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmushshalihât” Karena hakikatnya amal² itu tertunaikan (bahkan perasaan sadar bahwa “imanku sedang tidak baik-baik saja”) adalah semata-mata karena burhan-Nya, taufiq-Nya, pertolongan-Nya.  “Bersyukurlah, niscaya Aku tambah nikmat-Ku...” (Ibrahim 14:7)

Hasbunallah wani’mal wakîl. Lâ haula wa la quwata illa billah.🤲

Allahu musta’ân 🤲
Allahu A’lam 🙏😊

Tinggalkan komentar