Balada Si Perfeksionis

Semester angkatan 70 Mei-Agustus 2022 aku sempat cuti dari kelas tahfiz karena fokus menyelesaikan tugas kuliah.

Waktu itu memang aku kek merasakan tekanan yang lebih besar dari semester sebelumnya. Judul mata kuliahnya baru semua. Bacain judul makalahnya bikin auto mikir berburu literatur kemana aja, tiap hari diskusi dengan para ustadz, tiap hari ngetik dan ngedit. Jadi pas disodorin info daftar ulang kelas tahfiz nyaliku menciut.

Berulang-ulang aku ngomong sendiri :
Belajar harus terasa menyenangkan. Belajar harus tetap menyenangkan.

So, aku pilih cuti dulu semester angkatan 70 lalu dengan harapan aku bisa fokus beresin tugas kuliah sampai selesai UAS pekan lalu.

Barusan baca-baca lagi informasi di dalam WA Grup Cuti, diingatkan untuk daftar ulang angkatan 71 September-November 2022. Awalnya ragu, cuti lagi nggak ya. Tapi kalo cuti lagi 3,5 bulan ke depan bakalan makin males dan makin banyak aja alasan untuk tidak lanjut.

Kupikir-pikir, ngomong sendiri lagi: Gapapa jalan lambat kayak keyong, gakpapa gak capai target minimal per pekan, gakpapa ditegur ustadzah, Allah Maha Tahu kamu sudah berusaha sungguh-sungguh. Kuliah juga, gakpapa tugas selesai gak sesuai standar ekspetasimu. Banyakin syukur ajaa ingat-ingat udah dikasih banyak nikmat, banyak pertolongan, banyak support, banyak yang mendoakan.

Bismillah.
Allohumma Shalli ‘ala Muhammad.
Daftar ulang tahfiz angkatan 71.
La haula wa la quwata illa biLLaah. Semangat. Allohu Akbar.

4 Cara Allah Memberi Rezeki

Empat Cara Allah Memberikan Rezeki

Rezeki tingkat pertama yang dijamin oleh Allah swt.

“Tidak suatu binatangpun  yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.”(QS 11:6)

Allah menjamin rezekinya untuk setiap makhluk,  termasuk manusia yang berakal. Artinya Allah akan memberikan makan, minum untuk makhluk hidup di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang terendah, seperti kita lihat orang orang yang tinggal di hutan-hutan, mereka bisa tetap hidup  walaupun tanpa ilmu Al Quran, Injil ataupun  Taurat. Begitu pula orang-orang yang tinggal di kota-kota, walaupun ia tidak punya ilmu atau malas bekerja, ada saja orang yang membantu mereka untuk memberi makan. Apakah Anda mau seperti itu? Jika mau Anda pasti akan mendapat bantuan dari orang lain atau famili. Tak usah takut kalau tidak akan makan. Semua rezeki  dijamin Allah swt. Pertanyaannya, apakah hidup kita ini hanya untuk makan?

2.Rezeki tingkat kedua sesuai dengan kerjanya.

“Tidaklah manusia mendapat apa-apa, kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS 53: 39)

Allah akan memberikan rezeki kepada manusia dengan penuh keadilan dan kebijaksanaan. Allah  akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Artinya kalau ia bekerja dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Kalau kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh sungguh, ia akan mendapat lebih banyak. Allah Maha Adil. Kalau orang ingin mendapatkan rezeki lebih banyak, ia haruslah belajar lebih banyak dan sungguh sungguh bekerja. Itu adalah kunci nya.

3.Rezeki tingkat ketiga adalah rezeki yang “orang yang pandai bersyukur” .

“Siapa yang pandai mensyukuri pemberian-Ku, Aku akan tambahkan nikmat-nikmat   kepada mu, tapi kalau tidak pandai bersyukur Aku akan beri azab yang pedih.” (QS 14: 7)

Allah swt. Inilah rezeki yang disayangi yang kepada yang diinginkan oleh Allah swt. Allah  Kalau kita pandai pandai mensyukuri pemberian Tuhan dan manusia, Allah akan tambahkan. Kita dapat merasakan kasih sayang Allah swt kepada kita, karena rezeki dan kebahagian selalu ditambahkan.  

PemberianTuhan: waktu, akal, panca indra digunakan untuk mencari  ilmu dan bekerja sungguh-sungguh, maka rezeki akan jauh lebih baik dari pada orang orang yang tidak punya ilmu, seperti contoh orang-orang hutan Brazil. Bertahun-tahun rezekinya tetap saja mencari akar tumbuh-tumbuhan. Atau orang-orang kota yang kurang ilmunya (malas) maka rezekinya lebih sedikit.

Atau suatu bangsa yang rajin membaca buku, maka bangsanya lebih makmur dari pada bangsa yang malas mencari ilmu. Lihatlah Jepang atau negara-negara Barat yang rajin membaca buku yang bermanfaat dan sudah menjadi budaya pada rakyatnya. Hidup mereka lebih sejahtera.  

Contoh kedua: orang yang pandai mensyukuri bantuan dari teman-temannya, atau dari siapa saja, ia akan mudah mendapat bantuan selanjutnya, tapi kalau ia tidak pandai mensyukuri, atau tidak pandai berterimakasih akan bantuan yang sudah diterimanya (bukan hanya berterimakasih dimulut saja) maka ia tidak akan dapat pertolongan lagi. Hidupnya akan susah lagi. Bukan Allah yang menghendaki, tapi ia sendiri yang tidak pandai bersyukur.                

Orang-orang yang pandai, bersyukurlah karena mendapat rezeki dan kebahagian yang lebih banyak. Janji Allah tidak meleset sedikit pun! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usaha-usaha sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu. Kekayaannya digunakannya di jalan Allah, sangat dermawan, pangasih penyayang, taat menjalankan ibadah. Semoga Allah mengolongkan kita kepada golongan orang-orang pandai bersyukur.   

“Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur kepada dirinya sendiri.” (QS 31: 12)

“Orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah berarti ia pandai pula bersyukur kepada manusia, begitu pula sebaliknya.” (HR Baihaqi).

4. Rezeki ke empat untuk orang2 beriman dan bertaqwa.

Allah berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.(Jalan yang sukses ) (2) Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.”  Qs.65:3

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendus-takan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka di-sebabkan mereka sendiri.”  QS.(7): 96.

Jadi rezeki yang ke empat ini amat istimewa, tidak semua orang yang boleh menerimanya, kecuali orang orang yang betul betul bertaqwa kepada Allah swt.

Tanda orang bertaqwa adalah; Berakhlaq mulia dan sukses hidupnya di bumi ini.

Coba introspeksi macam mana taqwa kita baru kepada Allah? Sudahkah kita ketingkat orang yang bertaqwa seperti diatas?

Abuya Ashaari at Tamimi dari Arqam adalah seorang yang sukses dalam berwira usaha, beliau mempunyai bermacam macam bidang usaha, baik di Malaysia maupun di luar negeri. Begitu pula seorang ulama Indonesia Aa Gym dari DT.

Beliau mengatakan bahwa makin kita kenal dan takut akan Allah dan mencintai Allah, artinya makin bertaqwa maka Allah akan bantu. Rezeki Allah akan tambah dari sumber yang tidak diduga. Jadi orang bertaqwa rezekinya banyak dan mudah. Kalau sedikit rezeki pertanda ia kurang bertaqwa kepada Allah swt demikian beliau menjelaskan.Buah dari iman dan taqwa itu adalah rezeki2 yang banyak dari ALLAH sebagai hadiyah dari Raja di bumi ini.

Demikianlah Allah mengatakan dalam Al Quran.

Janji Allah tidak pernah meleset dan selalu tepat.

Abuya sangat yakin sekali akan ayat Allah ini, ia sukses besar dalam berusaha.

Simpulan:

1. Rezeki yang terendah adalah rezeki orang2 tidak berilmu ,seperti manusia hutan.

Hidupnya hanya untuk makan saja sehari hari.

2. Rezeki tingkat kedua adalah rezeki yang mengandalkan kekuatan tenaga. Rezekinya sesuai dengan lama mereka bekerja. Makin lama dia bekerja makin banyak rezekinya.

3. Rezeki orang2 yang berilmu. Dia pandai mensyukuri pemberian ALLAH seperti akal digunakan nya mencari ilmu, dengan ilmu dia bisa mengolah bahan2 baku menjadi barang2 bermanfaat seperti orang2 Japan.

4. Rezeki yang paling tinggi yaitu rezeki orang2 beriman kepada ALLAH dan menjalankan perintah ALLAH dengan sempurna.  Setiap usaha2nya di bantu dan dirahmati oleh ALLAH. Rezekinya datang dari bermacam usaha2nya.

Sumber:  
Googling, dengan kata kunci “4 macam rezeki”