Salah Orang Mereka

Berkendara di Jakarta kadang tak punya pilihan kecuali hukum rimba. Siapa bertahan dia menang. Kuat tidak berarti ganas marah-marah bentak-bentak pengemudi lain. Kuat berarti kau sabar berstrategi daripada emosi.

Siang ini pulang dari menemani si bungsu, masuk jalan komplek, persimpangan pertama papasan dengan 🚘 sedan merah. Pengemudi perempuan sebaya dan penumpang di sebelahnya oma-oma.

Saya mau belok kiri, berhenti dulu dong, kasih dia masuk jalur saya. Tapi dia manuver terlalu kanan. Kalau dia paksakan mobilnya bisa masuk got. Jalanan dia lebaaarr, bisa mundur sedikit ambil kiri baru ke kanan aman langsung masuk jalur saya. Itu juga yang biasa kami lakukan ketika berpapasan dengan mobil lain: mundur, mepet kiri, karena jalanannya lebar. Sedangkan jalanan dari sisi kami, pas-pasan, kanan kiri got dalam.

Tapi…

Dia dan penumpang di sebelahnya, melotot merepet dan kasih telunjuk, maksudnya nyuruh saya maju belok kanan, supaya dia bisa masuk jalur saya. Lhoo? Kok, songong ya. Ego saya kena. Bukan bermaksud rasis ya. Tapi wajah peranakan kek mereka gini kebanyakan so-bossy. Saya memilih diam di tempat. Biar aja dia yang usaha. Mau sampek sore kek, saya punya waktu kok, bodo amat.

Dia buka jendela, mau maki-maki, saya stel musik, buang muka. Gak buka jendela juga dong. Ngapain dengerin orang stress, entar ketularan, rugi dong, yang bener aja. Mobil dia posisi melintang di persimpangan, semangat ngomel, cakep kân. Saya mundur dikit, tarik rem tangan, senderan, chill.

Gak lama…

Ada inova masuk merapat di belakang kami. Preeett, preeett, pengemudi inova pencet klakson. Si nyonyah besar akhirnya terpaksa majuuu masuk gang di kanan kami. Dengan santai aku gas belok kiri tanpa basa-basi. Kulirik spion, si 🚘 merah terpaksa mundur juga, baru bisa ke kanan. Anakku yang ngedumel, “Baru belajar stir kalik, belum sampe Bab mundur. Enak aje maksa orang buang kanan, pake telunjuk pulak. Salah orang mereka.”

Ini bukan tentang kesabaran ya Nak, tapi mengamalkan prinsip elo jual gue borong 😊 dengan minimal effort.

Tinggalkan komentar